Apa Itu Kebenaran? Ini Kebenaran Menurut Agama, Filsafat, dan Ilmu Pengetahuan


Filosofis - Ilmu pengetahuan, filsafat dan agama sama-sama bertujuan untuk menemukan kebenaran, namun ketiganya mempunyai sumber kebenaran yang berbeda-beda.

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang cara mendapatkannya dilakukan dengan langkah- Langkah tertentu. Langkah-langkah tertentu tersebut dinamakan logico hypotetico verifikasi. Logico hypotetico verifikasi dimulai dengan mengajukan suatu permasalahan dan untuk menjawab permasalahan tersebut disusunlah suatu kerangka teori yang bermuara kepada jawaban sementara atas permasalahan tersebut yang dinamakan hipotesis.

Hipotesis yang telah dirumuskan belum dapat diterima sebagai sebuah kebenaran jika belum dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. Hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan sebagai sebuah kebenaran atau sebaliknya.

Jadi, kebenaran ilmu pengetahuan tidak bersifat absolut. Kebenaran ilmu pengetahuan dapat diterima selama tidak ada fakta yang menolak kebenarannya. Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat pragmatis. Ilmu pengetahuan dipandang benar dan dianggap sebagai pengetahuan yang sahih sepanjang tidak ditolak kebenarannya dan bermanfaat bagi manusia.

Ilmu pengetahuan juga tidak selalu memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah-masalah manusia. Ilmu pengetahuan mempunyai berbagai keterbatasan dan keterbatasan inilah yang memerlukan bantuan filsafat dalam memberikan jawaban.

Sedangkan filsafat menemukan kebenaran dengan melakukan perenungan yang merupakan percobaan untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional dan memadai. Perenungan kefilsafatan bertujuan untuk memahami dunia tempat hidup dan memahami diri sendiri.

Perenungan kefilsafatan tidak berusaha menemukan fakta, tetapi menerimanya dari mereka yang menemukan fakta tersebut. Fakta diuji dengan mengajukan kritik atas makna yang dikandung suatu fakta dan menarik kesimpulan umum atas fakta tersebut.

Jadi, kebenaran filsafat diperoleh dengan melakukan perenungan kefilsafatan dan bersumber dari rasio sehingga menghasilkan kebenaran yang bersifat subyektif dan solipsistik, sehingga tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan semua pihak.

Untuk permasalahan-permasalahan tertentu filsafat juga tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan, maka manusia mencari jawaban yang pasti dengan berpaling kepada agama.

Agama memberikan informasi yang sangat jelas dan cepat dalam memastikan keberadaan Allah. Manusia tidak perlu bersusah payah mencari hakekat Allah dengan mempergunakan ilmu pengetahuan atau pun filsafat.

Dalam hal ini, Allah memerintahkan manusia agar tidak memikirkan zat Allah, namun pikirkanlah zat-zat ciptaan Allah, karena manusia tidak akan mungkin sampai kesana. Allah menegaskan bahwa manusia tak akan mampu mempelajari zat-Nya seperti telah dituangkan dalam surat Al Isra ayat 85 yang artinya : ”Tidaklah engkau diberikan pengetahuan melainkan sedikit saja”.

Jadi, kebenaran agama bersifat mutlak karena berasal dari sesuatu yang mutlak dan memberi penyelesaian yang memuaskan bagi banyak pihak. Agama memberi kepastian yang mantap terhadap suatu bentuk kebenaran karena kebenaran agama didasarkan pada suatu kepercayaan.

Agama mengandung sistem credo atau tata kepercayaan tentang sesuatu yang mutlak di luar manusia.


Pemesanan buku-buku Filsafat di KLIK LINK DI SINI

0/Post a Comment/Comments