IBLIS MAKHLUK YANG PALING BERTAUHID

 


Filosofis - Sebagian kaum sufi meyakini bahwa Iblis adalah hamba yang paling sempurna dan makhluk yang paling utama ketauhidannya, karena ia tidak mau bersujud kepada adam, ia hanya mau bersujud kepada Allah saja.

Dan Allah mengampuni dosanya dan memasukkannya ke dalam surga. Sebuah pernyataan tegas sekaligus pengakuan dari seorang sufi ternama al-Halaj dalam alṬawāsῑn-nya ia mengatakan: “temanku adalah Iblis dan guruku adalah Fir’aun, Iblis diancam dengan api ia tidak mencabut pernyataannya, Fir’aun ditenggelamkan di Laut Merah ia pun tidak mencabut pernyataannya dan tidak mau mengakui perantara (Nabi Musa).

Kendatipun demikian ia berkata: “aku beriman bahwa tidak ada Tuhan kecuali Dia yang diimani oleh Bani Israil” (QS.10:90)…… “jadi akhirnya aku dibunuh, digantung, tangan dan kakiku dipotong dan akupun tidak mencabut pernyataan tegasku”. Di sini terlihat jelas dengan keyakinan yang kuat bahwa Iblis dan Fir’aun merupakan panutan bagi al-Halaj sehingga ia memposisikan mereka sebagai guru dan sahabatnya, sehingga ia mengikuti sikapnya dengan tidak mencabut pernyataannya “anā al-ḥaqq” sampai kematiannya.

Ia menganggap dirinya bagian dari mereka, seperti penegasannya:”Andaipun kau tidak mengenal-nya maka kenalilah pertanda-Nya, dan akulah pertanda-Nya, dan akulah seorang kebenaran “anā al-ḥaqq”. Hal ini disebabkan aku tiada henti menyadari adanya sang kebenaran”.

Kaum sufi yang paling terjaga pun tetap bungkam tentang Iblis, dan para 'arifin tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan apa yang telah dipelajarinya (tentang Iblis). Iblis lebih kuat daripada mereka dalam hal pemujaan, dan lebih dekat daripada mereka kepada Sang Zat Wujud. Ia (Iblis) mengerahkan dirinya lebih dan 'lebih' setia pada perjanjian, serta lebih dekat daripada mereka kepada Sang Pujaan.

Lebih jauh al-Hallaj berkata tentang Iblis: Karena Iblis 'di situ' telah 'melihat' penampakan Zat Ilahi. Ia pun tercegah bahkan dari mengedipkan mata kesadarannya, dan mulailah ia memuja Sang Esa Pujaan dalam pengasingan khusyuknya. Ia dikutuk ketika menjangkau pengasingan ganda, dan ia didakwa ketika menuntut kesendirian (Alloh) mutlak.

Alloh berfirman kepadanya: "Sujudlah (kepada Adam as)!" Ia menjawab: "Tidak, kepada yang selain Engkau." Dia berfirman lagi kepadanya: "Bahkan, apabila kutuk-Ku jatuh menimpamu?" Ia menjawab lagi: "Itu tidak akan mengazabku!".

"Pengingkaranku adalah untuk menegaskan Kesucian-Mu, dan alasanku (ingkar) niscaya melanggar bagi-Mu. Tetapi, apalah Adam dibandingkan dengan-Mu, dan siapalah aku -- Iblis, hingga dibedakan dariMu!".

Ia jatuh ke Samudera Keluasan, ia menjadi 'buta', dan berkata: "Tidak ada jalan bagiku kepada yang lain selain dari-Mu. Aku pecinta yang 'buta'!" Dia berfirman kepadanya: "Kau telah takabur!" Ia menjawab: "Apabila ada satu saja kilasan pandang di antara kita, itu cukup membuatku sombong dan takabur.

Kendati begitu, aku adalah 'ia' yang mengenalMu sejak ke-baqa'-an masa Terdahulu, dan "aku lebih baik daripadanya" (QS. 7: 12), sebab aku lebih lama mengabdi kepada-Mu. Tidak ada satu pun, di antara dua jenis makhluk (Adam dan Iblis) ini, yang mengenal-Mu secara lebih baik daripadaku!" "Ada Kehendak-Mu bersamaku, dan ada kehendakku bersama-Mu, sedangkan keduanya mendahului Adam.

Apabila aku bersujud kepada yang selain Engkau, ataupun tidak bersujud, niscaya harus bagiku untuk kembali ke asalku. Karena Engkau menciptakan aku dari api, dan api kembali ke 'api', menuruti keseimbangan (sunnah) dan pilihan yang adanya milik-Mu."

0/Post a Comment/Comments