Apa yang Dimaksud Tuhan Telah Mati? Simak Penjelasannya Konsep Tuhan Menurut Friedrich Nietzsche

 

FILOSOFIS.ID - Nietzsche adalah seorang filsuf unik yang berpikir dengan cara yang unik dan mengomunikasikannya dengan cara yang unik. Keunikannya membuatnya begitu istimewa di dunia filosofis. Pikirannya tidak pernah lepas dari latar belakang kehidupannya.

Nietzsche tak segan-segan menceritakan kisah hidupnya dalam tulisannya. Selain itu, cara pengungkapan filsafatnya secara sastra merupakan hal baru dalam dunia filsafat yang selalu bertumpu pada objektivitas dan standar kebahasaan. ‘

Bagi Nietzsche, banyak kebenaran hanya dapat disampaikan melalui sastra. Artinya, penafsiran kebenaran selalu bersifat jamak, bukan tunggal.

Pandangan Nietzsche tentang kematian Tuhan sendiri dapat ditemukan dalam beberapa karyanya. Salah satu bukunya yang terkenal tentang itu ada dalam bukunya, The Science of Gay Gay (The Science of Happiness). Dalam cerita itu, seorang gila menerobos kerumunan dan meneriakkan kematian Tuhan.

“Tidakkah kamu telah mendengar seorang gila yang menyalakan lentera di pagi hari yang cerah, berlari menuju tempat kerumunan, dan terus-menerus berteriak: “ Aku mencari Tuhan! Aku mencari Tuhan!” – Ketika banyak orang yang tidak percaya pada Tuhan berdiri di sekelilingnya kemudian, dia mengundang gelak tawa. Apakah dia orang yang hilang? Tanya seseorang. Apakah dia telah tersesat seperti anak kecil? Tanya yang lainnya. Atau dia sedang bersembunyi? Apakah dia takut  pada kita? Apakah dia orang yang baru saja mengadakan pelayaran? Seorang perantau? — Maka mereka saling bertanya sinis dan tertawa.

Orang gila itu melompat ke tengah kerumunan dan menatap mereka dengan mata tajam. “Ke mana Tuhan?” dia berteriak: “Aku akan menceritakan pada kalian, Kita telah MembunhNya — Kalian dan aku. Kita semua adalah pembunuhnya… Tuhan sudah mati. Tuhan terus mati…”

… “aku telah datang terlalu awal.” Dia kemudian mengatakan: “waktuku belum datang. Peristiwa besar ini masuh terus berjalan, masih berkeliaran; ini belum mencapai telinga-teling manusia…” 

Telah diceritakan lebih lanjut pada hari yang sama orang gila itu memaksa masuk ke dalam beberapa gereja dan di sana menyanyikan requiem aeternam Deo…

Sangat penting untuk disebutkan di sini ide dasar Nietzsche tentang Tuhan. Nietzsche memahami Tuhan seperti mimpi. Saat kita tidur dan bermimpi, kita merasa seperti berada di dunia nyata padahal ternyata itu hanya mimpi.

Manusia tidak dapat membedakan antara kenyataan yang nyata dan kenyataan yang hanya berupa bayangan. Jika Anda mencoba menjelaskannya, Nietzsche berpikir bahwa Tuhan hanyalah proyeksi dari keterbatasan manusia, yang menginginkan kekuatan tanpa batas.


Referensi Bacaan KLIK DI SINI

 

0/Post a Comment/Comments