Filosofis - Pernah kita mendengar petuah, saat beragama dilarang pakai akal. Petuah ini cukup menggeletik dan timpul pertanyaan, apakah orang beragama tidak berakal?
Sebelum jauh menjawab pertanyaan ini, kita harus mengetahaui
mengenai agama. Agama adalah pedoman perilaku bagi umat manusia agar berbuat
baik dan menjauhi perbuatan yang tidak baik. Agama, ketika tertulis dalam
bahasa aslinya, merupakan agama murni. Namun terjemahan dan tafsirnya, bisa
berubah dari waktu ke waktu. Sebab, terjemah atau tafsir dilakukan oleh
manusia. Karena manusia penerjemah dan penafsir kemampuannya tidak setingkat
nabi, bisa saja terjemah dan tafsirnya menjadi keliru atau lebih buruknya lagi
sengaja dikelirukan dengan tujuan tertentu. dan dalam perjalanan sejarah mejadi
banyak ragam agama.
Walaupun agama merupakan pedoman berperilaku baik dan
menghindarkan perilaku buruk, namun faktanya banyak umat beragama yang
berperilaku buruk, baik dalam bentuk pikiran, tulisan, ucapan maupun tindakan.
Agama menjadi terlihat salah karena perilaku pemeluknya yang sudah keluar dari
rel atau malah menambah rel sendiri.
Bahasa asli kitab suci tidak mungkin salah . Namun bahasa
terjemah bisa saja salah. karena kualitas terjemah tergantung kualitas
sipenerjemah. Tergantung kualitas wawasan berpikir (IQ), pengalaman hidup,
kemampuan menerjemahkan penguasaan bahasa,kemampuan berlogika dan kepentingan
prioritas. maka dari itu terjemahan semua agama masih bisa memiliki kemungkinan
potensi yang salah.
Munculnya sikap sok suci. Suka membanggakan gelar agamis,
merasa dari turunan terbaik dalam beragama dan merasa ilmunya lebih banyak
dalam agama adalah keburukan berikutnya selain kemungkinan salah menterjmahkan
kitab suci, karena memiliki sikap ini menyebabkan kebenaran sejati sulit sekali
untuk memasuki diri.
Akibat dari sok suci berlanjut menjadi Tidak mau menerima
pendapat yg benar dari orang lain ,cara berpikirnya banyak yang sempit seperti
katak dalam rempurung. jika diberitahu caranya berpikir salah, ucapannya salah
dan perbuatannya salah, seringkali mereka langsung membantah tanpah mencerna
terlebih dulu. Bahkan secara langsung tidak mau menerima pendapat orang lain
yang benar. Semua pendapat yang menghujam dan tidak sesuai dengan pendapatnya
dianggap salah.
Akibat berantai selanjutanya adalah perilaku buruk sebagian
umat beragama adalah tidak mau mengakui kesalahan. kalau dikoreksi, langsung
reaktif membela diri. Langsung melakukan pembenaran-pembenaran (justifikasi).
Seorang agamawan baik itu pengajaran dalam agama Islam,
Kristen, Hindu-Budha dan lain sebagainya adalah seseorang yang harus kita
hormati akan tetapi dalam belajar agama menganggap semua ucapan guru agama
benar, lebih benar, paling benar dan selalu benar itu sangat disayangkan, coba
kita renungkan secara harfiah mereka juga seorang manusia tempatnya benar dan
salah serta mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam dirinya. celakanya
adalah. hampir sebagian metode pengajaran agama apapun di dunia ini adalah
metode dogmatis. Terima saja saja dan anggap saja itu benar. jangan
dirasionalkan dan dilogikakan. Sehingga akibatnya apa yang dikatakan guru
agamanya adalah benar, pasti benar, lebih benar, paling benar dan bahkan selalu
benar hingga hari kiamat.
Sebagian ajaran dari yg mengajarakan agama yang salah adalah
agama tidak bisa dilogikakan. Bukankah agama merupakan pedoman perilaku yang
benar dan perilaku yang salah. Bukankah baik dan buruk intinya adalah norma?
Bukankah benar dan salah dasarnya ada pada ilmu logika?
Logika manusia kebenarannya berdasarkan fakta,realita dan
etika. Logika alam kebenarannya berdasarkan hukum sebab akibat. Sedangkan
logika Tuhan tingkat kebenarannya hanya diketahui oleh Tuhan.
Belajar ilmu agama tanpa belajar ilmu logika secara sempurna
hanya akan menghasilkan umat beragama yang tidak mampu bernalar secara benar
dan Cenderung selalu menyalahkan pendapat orang lain.
Logika hanyalah alat untuk mengidentifikasi ajaran agama
yang palsu, agama yang seakan benar padahal isinya salah.Hukum Logika dan Hukum
Agama adalah sama-sama Hukum. Tidak dikatakan yang satu di atas yang
lain.
Dapatkan buku filsafat dengan KLIK LINK DI SINI
Posting Komentar